Hajat Bumi Jeung Mapag Cai Kahuripan

Tradisi budaya syukur Hajat Bumi Jeung Mapag Cai Kahuripan pada tanggal 17 Desember 2017 secara khidmat lancar digelar di Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Tradisi ini dimaksudkan sebagai rasa syukur pada Allah atas hasil bumi dan kelancaran air dari Mata Air Ki Kuwu yang telah mensejahterakan kehidupan warga masyarakat khususnya Desa Linggasana.
Tradisi Budaya Hajat Bumi Jeung Mapag Cai Kahuripan sudah secara rutin digelar oleh para tokoh-tokoh jaman dulu, namun pada tahun 2013 tradisi budaya ini dikemas agar lebih terlihat menarik.
Adat Budaya ini sendiri bertujuan untuk menjaga nilai-nilai budaya yang ada di Desa Linggasana, tanpa adanya unsur syirik. Meski sempat vacuum selama 2 tahun, acara ini kembali dilestarikan oleh Paguyuban Mulya Karang Tumaritis. Putra Satria salah satu anggota Paguyuban mengungkapkan bahwa tradisi ini biasa diadakan setiap tanggal 15 bulan mulud.
Beberapa rangkaian acara dari tradisi ini antara lain, Mapag Cai Kahuripan oleh 9 orang sesepuh adat yang dilepas dari Wewengkon Embah Eyang Lingga Kusuma ke mata air Ki Kuwu, iring-iringan helaran hasil bumi, tawasulan dan do’a bersama warga masyarakat Desa Linggasana dan ditutup dengan pertunjukan tradisi seni dan budaya Wayang Kulit satu malam suntuk. Eyang Lingga Kusuma sendiri merupakan salah satu tokoh penyebar Islam di Desa Linggasana.
“Kedepannya mungkin adat budaya di Desa Linggasana akan dijadikan salah satu daya tarik wisata khususnya di daerah Wisata Linggarjati, umumnya di Kabupaten Kuningan” tutup Putra.
No Comments